Tenaga Penyuluh Pertanian Kontrak (THL) Angkatan Pertama Diberi Modal

Jakarta, Kompas - Departemen Pertanian akan mencetak wirausaha muda dengan memfasilitasi 3.703 tenaga harian lepas tenaga bantu penyuluh pertanian (THL-TBPP) yang habis masa kontrak 30 November 2009 menjadi pengusaha agribisnis. Setiap penyuluh akan mendapatkan bantuan modal antara Rp 27 juta dan Rp 127 juta.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Deptan Ato Suprapto, Kamis (5/11) di Jakarta, mengungkapkan, tahun 2010 Deptan mengalokasikan anggaran pencetakan wirausaha di bidang agribisnis sebesar Rp 340,7 miliar.

”Anggarannya sudah siap. Yang diperlukan sekarang adalah membangkitkan motivasi penyuluh kontrak tersebut agar tertantang menjadi pengusaha agribisnis daripada berharap menjadi pegawai negeri sipil,” kata Ato, yang juga Ketua Tim Penanganan THL-TBPP yang habis masa kontrak tahun 2009.

Ato menyatakan, dengan modal usaha Rp 27 juta, mereka bisa membudidayakan tanaman cabai, jagung, dan komoditas bernilai ekonomi tinggi lain. Adapun modal hingga Rp 127 juta bisa menjadikan mereka produsen peralatan produksi pertanian.

Untuk mendorong terciptanya wirausaha itu, Deptan akan memberikan fasilitas, selain permodalan dan juga dukungan pelatihan. Dengan menjadi pengusaha agribisnis, besar kemungkinan pendapatan mereka jauh lebih tinggi dari pada menjadi tenaga penyuluh yang berstatus PNS.

Selain menjadikan penyuluh kontrak angkatan I sebagai pengusaha agribisnis, Deptan juga berharap sebanyak 3.105 penyuluh kontrak bisa diangkat menjadi calon PNS. Adapun 215 penyuluh kontrak lainnya diharapkan mau magang bekerja di sektor pertanian di Australia.

Tahun 2007 Deptan merekrut 7.023 THL-TBPP. Dari jumlah itu, 5.606 dialokasikan untuk penyuluh pertanian, sebanyak 1.253 untuk THL Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, 88 orang THL perkebunan, dan 76 orang merupakan dokter hewan.

Penyuluh kontrak angkatan pertama ini mengemban misi khusus meningkatkan produksi beras nasional dua juta ton. Persoalan muncul karena 7.023 tenaga penyuluh itu habis masa kontrak pada 30 November 2009. Mereka berharap menjadi CPNS.

Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir menyatakan, tidak semua tenaga penyuluh ini punya jiwa wirausaha. Banyak dari mereka berjiwa pegawai. Meski begitu, jiwa wirausaha sebaiknya ditumbuhkan. Caranya dengan memberikan mereka kesempatan mengetahui akses pasar komoditas pertanian.
dikutip dari kompas 6 nov 2009



Komentar

  1. Itu sih memang benar, tp apakah semua penyuluh kontrak itu berjiwa bisnis, jangan-jangan yang ada cuma agrinya saja tp bisnisnya nggak jalan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musuh Alami (Predator) pada Tanaman Padi

URET PADI