TANAMAN PADI TERBAKAR (hopperburn)


AGEN  PENYEBAB  

wereng coklat, hijau, putih
Wereng Batang Coklat(WBC) dewasa berwarna hitam kecoklatan dg tubuh kuning coklat. Berjalan miring dengan stadia dewasa berlangsung selama 18-20 hari. Dewasa ada dlm 2 bentuk makroptera (bersayap panjang) dan brakiptera (bersayap pendek/abnormal). Jantan semua makroptera, betina bisa makroptera dan brakiptera. Jika dilahan ditemukan makroptera berarti wereng baru saja datang. Jika dilahan ditemukan nimfa dan brakiptera berarti wereng sudah bertempat tinggal. Jika ditemukan semua stadia dan banyak makroptera maka wereng siap pindah tempat/migrasi mencari makanan baru. Panjang wereng 2,6-2,9 mm. Wereng betina aktif pada suhu antara 10 – 32 o  C.  Betina makroptera/ bersayap dapat lebih bertahan hidup dibanding jantan terhadap variasi suhu. Makroptera tertarik pada lampu. Penangkapan besar terjadi pd bulan purnama. WBC mampu beradaptasi terhadap pergantian varietas tanaman dengan membentuk biotipe ataupun koloni baru yang lebih resisten
Nimfa berwarna krem pucat, kepala triangular. Selama stadia nimfa mengalami ganti kulit sampai 5 kali. Nimfa 1 berlangsung selama 2-4 hari kemudian ganti kulit menjadi nimfa 2. Nimfa 2 berlangsung selama 1-4 hari. Nimfa 3 berlangsung selama 1-2 hari. Nimfa 4 berlangsung selama 2-3 hari. Nimfa 5 berlangsung selama 2-4 hari kemudian berubah menjadi imago/dewasa.
Telur berbentuk bulan sabit diletakkan berkelompok berwarna putih kemudian menjadi gelap, sebelum menetas akan tampak 2 bintik hitam, panjang telur 0,99 mm. Telur putih dimasukkan ke dalam pelepah daun. Stadia telur 7-10 hari.

TANDA-TANDA SERANGAN
Wereng ditemukan di dasar kanopi tanaman padi dimana kelembaban dan naungan tinggi. Wereng termasuk famili Homoptera, tipe mulut mengisap. Semua stadia/instar wereng mulai ninfa sampai dewasa mengisap cairan jaringan tanaman, WBC mengisap pangkal batang padi. Tetapi yang sangat ganas adalah instar 1- 3 (Balibangtan). Wereng mengisap cairan tanaman dan melepaskan cairan untuk membentuk tabung hisapan. Hal ini menyebabkan tanaman kering dan seperti terbakar (hopperburn) selain itu juga menjadi pembawa(vektor) virus penyebab kerdil rumput(grassy stunt) tipe 1 dan 2 dan kerdil hampa(ragged stunt). Terbakar karena wereng dibedakan dengan  terbakar karena hal lain dengan adanya kehadiran embun madu, jamur jelaga dan adanya infeksi virus, bakteri. Hopperburn mirip dengan bugburn. 

KAPAN  KERUSAKAN  DIANGGAP  PENTING
beberapa stadia wereng
Wereng menyerang semua stadia pertumbuhan tanaman padi. Paling rentan saat awal anakan sampai pembungaan atau selama 30 hari pertama setelah  penyemaian sampai masa reproduktif. Gagal panen (puso) dapat terjadi bila jumlah wereng lebih 20 ekor/rumpun. Pada kondisi lapangan tanaman  menjadi terbakar  jika diserang 400-500 nimfa WBC atau 200 dewasa per tanaman dan menyebabkan kehilangan hasil total. Oleh sebab itu upaya pengendalian perlu segera dilakukan jika wereng coklat telah mencapai Ambang Ekonomi (AE)  4 ekor/rumpun pada fase vegetatif  atau 7 ekor/rumpun pada fase generatif (Balitbangtan).

FAKTOR  YANG  MEMICU PERKEMBANGAN  WERENG  COKLAT
1.      Penanaman padi varietas rentan (tidak tahan)
2.      Penanaman padi tidak serempak
3.      Penggunaan insektisida tidak tepat
4.      Pemupukan tidak sesuai kebutuhan tanaman. (Balitbangtan)
5.      Kelembaban tinggi dan cuaca mendung
6.      Kanopi/jarak tanam yang rapat/tertutup
7.     Pemberian pupuk N berlebihan
8.     Penyeprotan insektisida pada awal tanaman
9.     Curah hujan dan kelembaban lingkungan sawah pada fase reproduktif  tanaman.
10. Kondisi  berada dibawah permukaan air(terendam) terus menerus.
11.  Penyemaian yang rapat (http://www.knowledgebank.irri.org/RiceDoctor/)
Kesalahan penggunaan pestisida berkaitan erat dengan  serangan wereng yang tak terkendali, khususnya selama masa awal tanaman. Penyemprotan biasanya mengenai dan mengganggu biologi kontrol yg menyukai  WBC yang semula sebagai hama kedua. Oleh sebab itu supaya wereng tidak berkembang cepat maka FAKTOR  PEMICU tersebut sedapat mungkin dihindari.
VARIETAS  TAHAN  DAN KULTURAL KONTROL
Direkomendasikan menggunakan varietas tahan dan kultural kontrol untuk melawan WBC. Ada beberapa varietas padi tahan WBC yang diluncurkan  IRRI yaitu: IR26, IR64, IR36, IR56, and IR72. Contoh kultural kontrol: pengeringan 3-4 hari selama tahap awal infestasi, pemberian N dikurangi  untuk menekan bertambahnya WBC. Selain itu juga tanam serempak dlm 3 mgg, mengatur pergiliran tanam. 

MUSUH  ALAMI  WERENG
Populasi WBC dapat ditekan dengan agen biologi/musuh alami baik Predator, Parasit atau Patogen. Contohnya : Wasp (tawon/penyengat hymenoptera) yang memparasit telur, mites dan mirid Cyrtorhinus lividipenis mempredator telur dan nimfa, kumbang air dan  nimfa/dewasa capung mempredator nimfa dan dewasa, laba-laba dan kumbang helm(coccinelidae), kumbang Ophionea nigrofasciata memangsa nimfa dan dewasa. Jamur menginfeksi wereng Beauveria bassiana, Metarhizium, Verticillium dengan dosis 5-10 cc/l interval satu minggu.
TANAMAN INANG
Meskipun ada banyak tanaman inang untuk WBC tetapi tidak satupun dari tanaman itu yang mampu mendukung populasi. Leersia hexandra kalamenta, bahasa Jawa : suket kolomento) yaitu sejenis  rumput-rumputan merupakan tanaman inangnya.

PESTISIDA
Penggunaan pestisida yang efektif ber bahan aktif  amitraz, bupofresin, Beauveria bassiana 6.20x1013 cfu/ml, BPMC, fipronil, amidakloprid, karbofuran, karbosulfan, metolkarb, MIPCI propoksur atau tiametoksan. Pemakaian pestisida di awal musim harus dihindari untuk mengurangi resiko hopperburn. Prinsip 6 (enam) Tepat, yaitu : Tepat Sasaran, Tepat Lokasi, Tepat Cara, Tepat Jenis, Tepat Konsentrasi/Dosis dan Tepat Waktu, (SL  CJDW) harus diterapkan.

LANGKAH-LANGKAH  PENGENDALIAN  WBC 
Pratanam

·         Perencanaan pemilihan varietas tahan
·        Pemusnahan singgang/sisa tanaman yang terserang virus yang ditularkan WBC yaitu kerdil rumput dan kerdil hampa.
·         Pemusnahan bibit yang terserang virus yang ditularkan WBC.

Persemaian
·       Pemantauan populasi WBC dan musuh alaminya, sekurang – kurangnya 1 minggu sekali.
·       Gunakan agens hayati apabila ditemukan populasi WBC di bawah ambang pengendalian.

Fase Tanam (Anakan maximum)
·     Tanamlah varietas yang telah terbukti tahan di daerah yang bersangkutan. Hindari penanaman varietas rentan  maupun 
     varietas pemicu.
·      Eradikasi selektif tanaman yang terserang ringan s/d berat dan eradikasi total tanaman yang terserang berat.
·       Penggunaan agens hayati.
·       Penggunaan insektisida bila pop WBC >10 ekor/rpn pada tanaman umur <40 atau="" hst="" pop="">20 ekor/rpn
      pada tanaman berumur >40 hst.
·      Tergantung kondisi lapang

Fase Tanaman Tua (Primordia s/d berbunga)
·    Penggunaan agens hayati apabila populasi masih di bawah ambang pengendalian.
·    Penggunaan insektisida yang diijinkan dan efektif apabila populasi WBC mencapai >20 ekor /rpn pada tanaman 
    berumur > 40 hst.
·    Berdasarkan perhitungan kondisi lapangan

PUSTAKA
1.       Suyamto, 2007.Masalah Lapang Hama, Penyakit, Hara pada Padi.
2.       Pusat Penyuluhan Pertanian, Balitbangtan, 2011. Pengendalian Wereng Coklat, Kerdil Rumput dan Kerdil Hampa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGENDALIAN PENYAKIT KARAT TUMOR (GALL RUST) PADA TANAMAN SENGON (Paraserianthes falcataria)

Musuh Alami (Predator) pada Tanaman Padi

Kelompok Ternak Kambing KARYA PUTRA MANDIRI